Follow Me
Pendidikan Gizi Harus Dimulai Sejak Dini
MENYURUH anak makan sayur mungkin menjadi hal yang sulit bagi kebanyakan ibu di Indonesia. Sama sulitnya dengan mencegah anak agar tidak mengonsumsi makanan cepat saji. Kebiasaan membaca label kemasan pada produk pangan ka-lengan, bisa jadi juga belum menjadi kebiasaan yang ditanamkan orang tua di Indonesia. Hal ini berbeda dengan di negara maju. Sejak kecil, anak-anak telah mendapat pendidikan gizi secara teratur. Melalui pelajaran di kelas dan program makan siang di sekolah {school luncli), anak-anak dididik supaya memahami dan mempraktikkan pedoman gizi seimbang. Dengan pedoman itu, hampir setiap hari mereka diingatkan agar menyukai beragam jenis makanan, terutama jenis sayuran dan buah-buahan. Mereka juga diajarkan menjaga kebersihan dan memperhatikan label pembungkus atau kaleng makanan untuk menghindari makanan tercemar ataupun kedaluwarsa.
Menurut Soedirman (2000), pada umumnya sikap kritis dan hati-hati dalam soal makan belum dimiliki anak Indonesia. Kurikulum pendidikan dasar di Indonesia belum mengajarkan ilmu gizi secara profesional. Di samping itu, tidak banyak sekolah yang mengenalkan acara makan siang di sekolah yang diprogramkan dengan baik. Sejak 1950-an, satu-satunya alat peraga pendidikan gizi yang dikenal masyarakat adalah poster "Empat Sehat Lima Sempurna". Kini, kedudukan poster tersebut menjadi tidak jelas karena sejak 1990-an dalam acara-acara pendidikan gizi, poster "Empat Sehat Lima Sempurna" tidak digunakan lagi. Namun, poster tersebut masih ditemukan di sekolah-sekolah dasar bahkan digunakan sebagai bahan pengajaran di sebagian sekolah.
Pendidikan gizi
Mencermati kondisi tersebut dan sebagai refleksi Hari Gizi Nasional 25 Januari, menjadi penting untuk melakukan upaya peningkatan pengetahuan anak didik maupun orang tua akan pentingnya gizi bagi kehidupan. Pendidikan gizi diartikan sebagai upaya membuat seseorang atau sekelompok masyarakat sadar akan pentingnya gizi bagi kehidupan. Pendidikan gizi adalah proses belajar-mengajar tentang apa itu gizi, bagaimana memilih makanan bergizi, manfaat gizi bagi kehidupan, dan sebagainya. Pendidikan gizi mempunyai tujuan akhir mengubah sikap dan tindakan ke arah kesadaran untuk melakukan pemenuhan kebutuhan gizi agar hidupnya sehat Pendidikan gizi semestinya ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini (TK/SD) baik oleh orang tua maupun guru.
Materi pelajaran gizi mestinya menjadi bagian dari kurikulum di sekolah. Upaya pendidikan gizi di sekolah berpeluang besar untuk berhasil meningkatkan pengetahuan tantang gizi di kalangan masyarakat karena siswa sekolah diharapkan dapat menjadi jembatan bagi guru dalam menjangkau orang tuanya. Guru sebagai tenaga pendidik dalam proses belajar-mengajar mempunyai pengaruh terhadap anak-anak didiknya yang kadang-kadang lebih dituruti daripada orang tua. Materi pelajaran tentang gizi yang diberikan harus menyajikan kenyataan/masalah yang dibutuhkan murid. Informasi gizi perlu dinyatakan dalam istilah-istilah yang sederhana dan mudah dikenal pula sehingga murid mudah menerimanya dan mampu menggunakan pe-rtgetahuan tersebut secara efektif.
Dalam menyampaikan materi gizi, guru dapat memilih metode yang akan digunakan, apakah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, eksperimen, atau pemberian tugas. Berbeda dengan metode ceramah ketika guru yang aktif menerangkan, dalam metode demonstrasi dan eksperimen guru dapat memperlihatkan sesuatu yang terkait dengan persoalan gizi di depan siswa. Sementara dengan metode praktik, murid aktif melakukan pekerjaan sendiri dengan diawasi guru.
Di perkotaan, banyak pilihan cara untuk sosialisasi. Sementara di daerah perdesaan, apalagi di wilayah-wilayah terpencil, sosialisasi bisa dilakukan melalui jaringan komunikasi desa. Acara hajatan, pengajian di forum majelis taklim, maupun gelar kesenian daerah dapat dijadikan wahana untuk terus mengingatkan pentingnya hidup sehat dengan makanan bergizi. Upaya penting lainnya adalah menggelar diskusi, pelatihan, ataupun simulasi bagaimana perbaikan gizi harus dilakukan sehingga masyarakat mendapat gambaran pentingnya hidup sehat.
Pos Gizi bisa dibentuk sebagai penguatan aktivitas posyandu.Selain itu, perlu identifikasi kekuatan-kekuatan di masyarakat, di antaranya adanya kader masyarakat yang terlatih. Anggota masyarakat yang potensial bisa dijadikan kader kekuatan utama yang sangat dibutuhkan bagi pengembangan program-program gizi berbasis masyarakat. Kekuatan lain di masyarakat yang bisa mendukung keberhasilan program Pos Gizi adalah kekerabatan dengan jiwa gotong royongnya tinggi yang masih cukup kuat dimiliki masyarakat, terutama di perdesaan.
Masyarakat harus dilibatkan secara aktif dalam upaya perbaikan gizi masyarakat. Potensi sumber-sumber pangan lokal perlu digarap serius dalam upaya perbaikan gizi. Kemauan yang kuat dari masyarakat untuk hidup sehat dengan gizi baik tentunya menjadi modal dasar dalam perbaikan gizi masyarakat.Era kini adalah era dengan kemajuan teknologi informasi. Kondisi ini bisa dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi. Dengan menggunakan perangkat multimedia, dimungkinkan untuk menyampaikan informasi berbasis situs (web). Di sinilah pentingnya merancang multimedia yang efektif dalam menyampaikan pesan dengan memanfaatkan kelebihan yang dimilik, yaitu mengombinasikan teks, video, foto, dan audio dalam satu media.
Penggunaan multimedia berbasis situs bertujuan agar informasi yang disampaikan kepada target dapat divariasikan desainnya. Keefektifan multimedia berbasis situs dalam menyampaikan pesan-pesan hidup sehat dengan gizi yang baik terutama terletak pada kemampuannya untuk mengemas isi menjadi lebih menarik, selain aspek daya persuasi. Dalam konteks ini, program-program seperti internet masuk desa perlu terus dihidupkan sehingga selain berperan dalam meningkatkan wawasan penduduk desa akan perkembangan dunia luar, salah satunya dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi.
Menurut Soedirman (2000), pada umumnya sikap kritis dan hati-hati dalam soal makan belum dimiliki anak Indonesia. Kurikulum pendidikan dasar di Indonesia belum mengajarkan ilmu gizi secara profesional. Di samping itu, tidak banyak sekolah yang mengenalkan acara makan siang di sekolah yang diprogramkan dengan baik. Sejak 1950-an, satu-satunya alat peraga pendidikan gizi yang dikenal masyarakat adalah poster "Empat Sehat Lima Sempurna". Kini, kedudukan poster tersebut menjadi tidak jelas karena sejak 1990-an dalam acara-acara pendidikan gizi, poster "Empat Sehat Lima Sempurna" tidak digunakan lagi. Namun, poster tersebut masih ditemukan di sekolah-sekolah dasar bahkan digunakan sebagai bahan pengajaran di sebagian sekolah.
Pendidikan gizi
Mencermati kondisi tersebut dan sebagai refleksi Hari Gizi Nasional 25 Januari, menjadi penting untuk melakukan upaya peningkatan pengetahuan anak didik maupun orang tua akan pentingnya gizi bagi kehidupan. Pendidikan gizi diartikan sebagai upaya membuat seseorang atau sekelompok masyarakat sadar akan pentingnya gizi bagi kehidupan. Pendidikan gizi adalah proses belajar-mengajar tentang apa itu gizi, bagaimana memilih makanan bergizi, manfaat gizi bagi kehidupan, dan sebagainya. Pendidikan gizi mempunyai tujuan akhir mengubah sikap dan tindakan ke arah kesadaran untuk melakukan pemenuhan kebutuhan gizi agar hidupnya sehat Pendidikan gizi semestinya ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini (TK/SD) baik oleh orang tua maupun guru.
Materi pelajaran gizi mestinya menjadi bagian dari kurikulum di sekolah. Upaya pendidikan gizi di sekolah berpeluang besar untuk berhasil meningkatkan pengetahuan tantang gizi di kalangan masyarakat karena siswa sekolah diharapkan dapat menjadi jembatan bagi guru dalam menjangkau orang tuanya. Guru sebagai tenaga pendidik dalam proses belajar-mengajar mempunyai pengaruh terhadap anak-anak didiknya yang kadang-kadang lebih dituruti daripada orang tua. Materi pelajaran tentang gizi yang diberikan harus menyajikan kenyataan/masalah yang dibutuhkan murid. Informasi gizi perlu dinyatakan dalam istilah-istilah yang sederhana dan mudah dikenal pula sehingga murid mudah menerimanya dan mampu menggunakan pe-rtgetahuan tersebut secara efektif.
Dalam menyampaikan materi gizi, guru dapat memilih metode yang akan digunakan, apakah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, eksperimen, atau pemberian tugas. Berbeda dengan metode ceramah ketika guru yang aktif menerangkan, dalam metode demonstrasi dan eksperimen guru dapat memperlihatkan sesuatu yang terkait dengan persoalan gizi di depan siswa. Sementara dengan metode praktik, murid aktif melakukan pekerjaan sendiri dengan diawasi guru.
Di perkotaan, banyak pilihan cara untuk sosialisasi. Sementara di daerah perdesaan, apalagi di wilayah-wilayah terpencil, sosialisasi bisa dilakukan melalui jaringan komunikasi desa. Acara hajatan, pengajian di forum majelis taklim, maupun gelar kesenian daerah dapat dijadikan wahana untuk terus mengingatkan pentingnya hidup sehat dengan makanan bergizi. Upaya penting lainnya adalah menggelar diskusi, pelatihan, ataupun simulasi bagaimana perbaikan gizi harus dilakukan sehingga masyarakat mendapat gambaran pentingnya hidup sehat.
Pos Gizi bisa dibentuk sebagai penguatan aktivitas posyandu.Selain itu, perlu identifikasi kekuatan-kekuatan di masyarakat, di antaranya adanya kader masyarakat yang terlatih. Anggota masyarakat yang potensial bisa dijadikan kader kekuatan utama yang sangat dibutuhkan bagi pengembangan program-program gizi berbasis masyarakat. Kekuatan lain di masyarakat yang bisa mendukung keberhasilan program Pos Gizi adalah kekerabatan dengan jiwa gotong royongnya tinggi yang masih cukup kuat dimiliki masyarakat, terutama di perdesaan.
Masyarakat harus dilibatkan secara aktif dalam upaya perbaikan gizi masyarakat. Potensi sumber-sumber pangan lokal perlu digarap serius dalam upaya perbaikan gizi. Kemauan yang kuat dari masyarakat untuk hidup sehat dengan gizi baik tentunya menjadi modal dasar dalam perbaikan gizi masyarakat.Era kini adalah era dengan kemajuan teknologi informasi. Kondisi ini bisa dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi. Dengan menggunakan perangkat multimedia, dimungkinkan untuk menyampaikan informasi berbasis situs (web). Di sinilah pentingnya merancang multimedia yang efektif dalam menyampaikan pesan dengan memanfaatkan kelebihan yang dimilik, yaitu mengombinasikan teks, video, foto, dan audio dalam satu media.
Penggunaan multimedia berbasis situs bertujuan agar informasi yang disampaikan kepada target dapat divariasikan desainnya. Keefektifan multimedia berbasis situs dalam menyampaikan pesan-pesan hidup sehat dengan gizi yang baik terutama terletak pada kemampuannya untuk mengemas isi menjadi lebih menarik, selain aspek daya persuasi. Dalam konteks ini, program-program seperti internet masuk desa perlu terus dihidupkan sehingga selain berperan dalam meningkatkan wawasan penduduk desa akan perkembangan dunia luar, salah satunya dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi.
O'Clock
Labels
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Popular Posts
-
Kalau bicara kiprah orang-orang Indonesia yang berjaya di dunia internasional, terutama di Eropa, tidak hanya Anggun dan Ananda Sukarlan ...
-
MENYURUH anak makan sayur mungkin menjadi hal yang sulit bagi kebanyakan ibu di Indonesia. Sama sulitnya dengan mencegah anak agar tidak m...
-
Pisang begitu mudah didapat. Mengapa kita tidak lebih sering menyantapnya, lebih-lebih setelah mengetahui khasiatnya? Anemia Anemia secara...
-
Tata Rias Natural Istilah lain dari tata rias natural adalah make up transparan, nude make up atau no make-up make-up look . Istilah ini ...
-
Resep Krim Sup Jagung Bahan : 2,5 ltr kaldu ayam 2 siung bawang Bombay, iris 2 bh jagung, sisir halus 1/2 dada ayam rebus, iris keci...
-
Para pria pun kadang suka bingung jika harus memakai baju atau merubah gaya. Nampaknya semua pernah dicoba. Tak ada salahnya anda menjadi ...
-
Udah tau kalo 4 Sehat 5 Sempurna itu udah kuno?? Belum?? Wah, ketinggalan nih.. udah sejak 12 tahun yang lalu loh .. Jadi ceritanya begi...
-
REPUBLIKA.CO.ID, OHIO–Berdasarkan penelitian pada tikus, paparan cahaya saat malam bisa mengakibatkan berat badan naik, bahkan tanpa mengu...
-
Wuaaa.. Finally, I've my own blog. Haha. Blog baru ini ceritanya. Okay,let's introduce myself as the owner. Namaku Aini Savina. Usia...
Perkenalkan...
- Aini Savina
- Malang, Jawa Timur, Indonesia
- I'm 18 years old. A third semester Nutritionist Student at Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
Labels
- Beauty and Fabolous (1)
- Fashion Thing (2)
- Food and Nutrition (5)
- Food Recipes (1)
Blog Archive
-
▼
2010
(9)
-
▼
Desember
(8)
- Resep Krim Sup Jagung
- Natural Make Up? Pancarkan Auramu Lho!
- PISANG? I Love It.
- Terlalu Banyak Cahaya Saat Malam Naikkan Berat Bad...
- Majalah Internasional "Elle" Muat Desainer Indones...
- Pendidikan Gizi Harus Dimulai Sejak Dini
- Hai Cowok, Ini Dia Tips Fashion Untuk Kamu
- 4 Sehat 5 Sempurna tuh udah KUNO
-
▼
Desember
(8)